hidup saya mendadak penuh drama. Gaji pas-pasan, kebutuhan mendadak datang bertubi-tubi. Mulai dari biaya servis motor yang membengkak, sampai keponakan yang tiba-tiba butuh uang buat biaya operasi. Di saat dompet lagi tipis-tipisnya, teman kantor kasih tau tentang kemudahan pinjam online. Tergiur dengan janji cair cepat tanpa agunan, saya pun mulai browsing sana-sini. Tapi, pengalaman pinjam online ini ternyata ga semudah yang dibayangkan.
Tergiur Pinjaman Online
Awalnya saya agak skeptis sama pinjaman online. Selama ini kan urusan pinjam uang ya ke bank atau koperasi. Tapi, teman kantor meyakinkan saya kalau pinjaman online sekarang udah diawasi OJK, alias Otoritas Jasa Keuangan. Jadi, aman dan terpercaya.
Bunga nya emang lebih tinggi daripada pinjaman bank, tapi katanya proses pengajuannya online, gampang, dan cairnya cepet. Tergiur, deh!
Main Browsing, Mencari Pinjol yang Cocok
Akhirnya saya browsing deh mencari aplikasi pinjaman online yang cocok. Banyak banget ternyata! Ada yang menawarkan limit pinjaman gede, ada yang ngaku proses pencairannya cuma 24 jam, ada juga yang ngumbar-ngumbar kemudahan syaratnya. Bingung!
Saking bingungnya, saya sampai lupa pesan teman kantor. Yaitu untuk hati-hati memilih pinjaman online. Jangan tergiur sama iklan yang macam-macam. Pinjaman online yang legal itu gotta be yang diawasi OJK. Lagian, mana ada sih yang kasih pinjaman dengan syarat super gampang, bunganya kecil, trus cairnya cepet pula? Uang ga tinggal uang ntar kalo kayak gitu ceritanya.
Kejebak Pinjol Ilegal!
Setelah menimbang-nimbang, saya putuskan buat pinjam di salah satu aplikasi. Proses pengajuannya online beneran. tinggal isi formulir online, upload foto selfie dan foto KTP, dan tunggu persetujuan.
Eh, ga nyampe sejam, dapet telepon dari pihak aplikasi. Mereka bilang pengajuan saya di ACC-cept! Seneng? Pasti dong! Tapi, kesenengan saya ga berlangsung lama.
Alih-alih dapet transfer dana pinjaman, saya malah diminta transfer uang muka sebagai biaya admin terlebih dahulu. Nominalnya ga seberapa, cuma sekitar 5% dari total pinjaman. Karena lagi butuh uang banget, ya saya transfer aja lah.
Nah, setelah transfer uang muka, malah ga ada kejelasan soal pencairan dana pinjaman. Saya coba hubungi pihak aplikasi lewat chat, ga dibalas. Telepon berkali-kali cuma masuk ke voicemail. Baru sadar kalo saya kejebak sama pinjaman online ilegal!
Panik dan Was-was
Disitulah saya mulai panik dan was-was. Uang muka yang udah saya transfer ga jelas gimana nasibnya. Takutnya, data-data pribadi saya malah disalahgunakan. Belum lagi bunga pinjaman yang mencekik, padahal uang pinjamannya ga pernah saya terima.
Melapor ke OJK
Berkat arahan teman kantor, baru deh saya kepikiran buat lapor ke OJK. Ga ribet kok, laporannya bisa online melalui website OJK atau Whatsapp.
OJK ternyata cepet tanggap laporan saya. Mereka kasih tau saya langkah-langkah untuk melaporkan pinjaman online ilegal ke pihak kepolisian. Selain itu, OJK juga kasih saya beberapa tips buat pinjam online secara aman.
Pinjam Online yang Aman: Tips dari Pengalaman Pribadi
Dari pengalaman pinjam online yang penuh drama ini, saya jadi belajar banyak. Ini dia beberapa tips buat kamu yang pinjam online :
- Pinjam di fintech yang terdaftar OJK. Kamu bisa cek daftar fintech yang legal di website OJK.
- Hati-hati sama iming-iming. Janji pinjaman online cair cepat, tanpa agunan, dan bunga rendah biasanya too good to be true.
- Baca syarat dan ketentuan dengan teliti. Sebelum setuju pinjam, pastikan kamu paham bunga, biaya, dan denda keterlambatan.